Senin, 05 Maret 2018

CERPEN

KATA MUTIARA DARI SI MULUT MUNGIL
Oleh: Ahmad Noval Romsi
D
ikala itu Minggu sore, Saya sedang duduk-duduk santai bersama salah satu keluarga, sebuah keluarga yang menurut saya sangatlah Sakinah, Mawaddah, Warohmah. Dengan diiringi hembusan angin yang seakan-akan menari-nari menyambar tubuh saya seraya seperti petir, karena waktu itu hawanya sedang dingin sekali. Setelah sekian detik, menit hanya diam termenung saja, lalu ada mulut mungil berbicara kepada Ayahnya “Ayah-ayah kita jalan-jalan yuk?” rengeknya Fatih kepada ayahnya, karena mungkin ia penat dengan suasana rumahnya yang hanya garing tanpa ada perbincangan dianataranya. Ayahnya pun hanya meng-Iyakan kemauanya “iya-iya, mau kemana Nak?”. Fatih pun menjawab “ke Arek Lancor, naik odong-odong yah…”.
Lalu mereka pun berangkat menuju Arek Lancor, tibanya disana Fatih langsung turun dari sepeda menyambar odong-odong yang akan dinaikinya, karena saking terburu-burunya Fatih ingin sekali naik odong-odong. Ayahnya pun berkata “hati-hati nak, pelan-pelan” melihat Fatih yang seakan kegirangan karena ingin naik odong-odong.
Ayahnya (Abdul Rojak) memesan kopi sambil menunggu Fatih naik odong-odong. Entah datang dari mana pikiran itu, Abdul Rojak yang sedang memesan kopi tadi berbicara dalam hatinya “wow.. cantik dan anggun sekali wanita berhijab merah ini, siapa gerangan? Adakah yang sudah memilikinya?”.
Karena mungkin terlalu terbawa Ilusi Abdul Rojak tidak sadar kalau Fatih sudah selesai naik odong-odongnya. Lalu Fatih datang dan mengagetkannya “Yah…”. Abdul Rojak pun kaget dengan teramat sangat “Astaghfirullahal ‘Adzim!”. Tak tau akal Ilahi dari mana yang datang menghampiri pikiran Fatih ia langsung berkata kepada Ayahnya seakan-akan seperti motivator kelas dunia saja “Yah, jangan melihat perempuan lain seperti itu, karena dirumah sana ada wanita yang sangatlah setia dan menyayangi Ayah”. Abdul Rojak termenung melihat Fatih berkata seperti itu dan mengucapkan “Astaghfirullahal ‘Adzim…”.
Sepanjang perjalanan pulang Abdul Rojak dibayang-bayangi dengan perkataan Fatih barusan, lalu iya sempat berbenak dan dalam hatinya “kok bisa iya anak sekecil itu, masih umur 5 tahun bisa berkata dan menasehati saya seperti itu”.
Å¡Sesampainya dirumah Abdul Rojak memandangi wajah Fatih dan sempat ada pikiran buruk yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya “apakah ini anak saya? aah..” dia menepis pikiran buruk itu. “Ataukah ini adalah Malaikat kecil yang Allah titipkan kepada saya untuk dijaga”. SubhanAllah… Maha besar Allah.

POSTER DAKWAH